Sabtu, 28 Juni 2014

Tugas SIP resume Kelompok 6-10

Kelompok 6

Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Wilayah & Kota Studi Kasus : Kota Hyderabad (India)


Rasio Kota & Desa (India, 2001)  -> 38 : 100



Indikator Dasar Dan Pola Urbanisasi Di India
  • Arus Urbanisasi Ke Kota Kelas 1
  • Terjadi Tanpa Adanya Basis Ekonomi Yang Kuat
  • Terjadi Karena Daya Dorong Pedesaan

Pemerintah India Menyadari Perlunya Merencanakan Ruang Kota Hyderabad Akibat Adanya Urbanisasi

Langkah Yang Dilakukan Pemerintah India :
- –Membuat Peta Dasar Kota Hyderabad (Delineasi)
- –Melihat Informasi Land-Use Terkini Kota Hyderabad
- –Melihat Informasi Jaringan Jalan Kota Hyderabad
–- Melihat Informasi Jaringan Drainase Kota Hyderabad

Langkah Penyiapan Peta dasar

1.SOI (Survey Of India) menyiapkan peta dasar dengan skala 1:25.000. 

2.Untuk mendapatkan titik pengamatan dari beberapa landuse dilakukan klasifikasi citra antara shapefile peta dasar dengan citra satelit IKONOS.

1. Deliniasi kawasan

2. Klasifikasi citra


3. Peta land use


Rencana Kota Hyderabad

Elemen Produk Perencanaan Perkotaan Hyderabad Mencakup :
1.Rencana Perspektif
2.Rencana Pembangunan
3.Rencana Tahunan
4.Skema Dan Proyek
5.Pendekatan Partisipatif Untuk Penyediaan Tanah Dan Pembangunan Infrastruktur.

Kelompok 7


Produksi Dibantu Sistem Informasi Geografis Kebisingan
Dan Peta Abdurrahman Geymen Bülent Bostanci, Turki

Suara pencemaran lingkungan yang dibentuk oleh suara yang tidak diinginkan yang merugikan kesehatan mempengaruhi telinga manusia, kerugian fisiologis dan psikologis keseimbangan, berkurang produktivitas, dan perubahan kualitas dengan menurunkan atau menghancurkan lingkungan keindahan dan damai (URL-1; Guzejev et al. , tahun 2000 ).


Material dan metode

1. Mengambil 50 titik sampel

2. Batas kampus menggunan IKONOS citra satelit

3. Tinggkat kebisingan diukur dengan SVAN 949 suara, dan Tingkat Getaran Meter

&amp Analyzer

4.Pengukuran antara 08:00-10:00 pagi, 12:00-13:30 petang dan 17:00-18.30 petan

5. Program ArcGIS telah digunakan untuk menganalisa kebisingan dan membuat

kebisingan suara melalui peta




Kelompok 8


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGETAHUITINGKAT PENCEMARAN LIMBAH PABRIKDI KABUPATEN SIDOARJO


Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kota industri di Jawa
Timur, keadaan potensi alamnya telah tercemar oleh limbah-limbah
perusahaan yang ada di daerahnya

Pergerakan dan perubahan kehidupan masyarakat sampai
perekonomian  terdorong oleh adanya perkembangan teknologi.
Contohnya adanya industri skala besar yang berkembang dengan
pesat, hal ini yang menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan
dari pencemaran lingkungan. Namun segi positifnya masyarakat
dapat menikmati hasil produksi barang dan jasanya

BadanPengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Kabupaten Sidoarjo
belum ada fasilitas untukmelakukan pencarian data perusahaan,
pengolahan hasil survei pencemaran maupun pencatatan pencemaran
tiap periode. Hal ini disebabkan karena data masih disimpan dalam
bentuk arsip maupun komputer secara manual. Olehsebab ,itu Sistem
Informasi Geografis untuk mengetahui tingkat pencemaran limbah
pabrik sangat diperlukan demi mengenfesiensi waktu dan
mempermudah dalam input data.

Dampak Kegiatan Industri :



Pada halaman ini memuat tampilan peta Kabupaten Sidoarjo, yang didalamnya terdapat semua informasi tentang profil perusahaan, letak perusahaan dan disini juga dapat diketahui mana perusahaan yang tercemar oleh limbah, ataupun tidak tercemar. Untuk membedakan perusahaan yang tercemar ataupun tidak dapat diketahui dari warna titik letak perusahaan tersebut, warna merah menunjukkan perusahaan tercemar dan warna hijau menunjukkan
pabrik tersebut tidak tercemar,





Kelompok 9

Assessing Implications of Land-use and Land-cover Change (LUCC) Dynamics
for Conservation of A Highly Diverse Tropical Rain Forest

Alejandro Flamencon Sandoval, Miguel Martınez Ramos, Omar Raul Masera


Jurnal ini difokuskan pada perubahan tutupan lahan hutan ke non-hutan (deforisasi) dari waktu ke waktu yang berdampak kepada keanakaragaman hayati, dengan melakukan analisis dinamika deforisasi di Selva El Ocote menggunakan metode integrasi antara penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis (SIG) dan alat-alat standar untuk analisis.

Metode analisis
›1. Analisis Tutupan Lahan
›2. Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan Penggunan Lahan
›3. Analisis Probabilitas Transisi Penggunaan dan Tutupan Lahan
›4. Analisis Laju Deforestasi
›5. Skenario Masa Depan

Perubahan Tutupan dan Penggunaan Lahan



Kelompok 10

APLIKASI PENGINDRAAN JARAK JAUH DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGGROVE DI DALAM DAN BERBATASAN DENGAN KAWASAN KONSERVASI LAUT KIUNGA, KENYA



Hutan manggrove Kiunga merupakan ekosistem pesisir yang vital untuk menopang keseimbangan alam dan perekonomian masyarakat setempat. Setiap tahun jumlah penduduk di sekitar KMNR/KMPA Kiunga terus bertambah dan menyebabkan over eksploitasi SDA hutan manggrove. Management hutan manggrove di Kiunga masih sangat
lemah

“Sehingga dibutuhkan suatu penelitian inventarisasi sumberdaya alam dengan metode SIG untuk mengetahui jenis, jumlah, dan sebaran vegetasi manggrove di KMNR Kiunga untuk meningkatkan management hutan manggrove agar lebih terawasi”


Pendekatan dan metode penelitian :

Foto udara dan transek wilayah.
Data dasar untuk pemetaan sumberdaya adalah foto udara pankromatik skala 1 :25.000. Dari peta dasar kemudian dilakukan transek hutan manggrove untuk memetakan sample. Standard eror survey data 5%. Pemetaan dilakukan untuk :
1.Pemetaan penggunaan lahan.
2.Pemetaan rencana operasional lahan.

Dari foto udara kesesuaian lokasi sampel dapat digambarkan dengan tonasi/ kombinasi spektrum warna. Sehingga setiap kombinasi warna akan mewakili kondisi sampel berupa kerapatan batang, tinggi batang, hingga volume.

Survey data dilakukan dengan menyusuri area hutan manggrove di sepanjang pesisir pantai KMNR.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar