Kelompok 1
WATER RESOURCES MANAGEMENT
Air merupakan pendorong utama pembangunan ekonomi dan sosial serta salah satu unsur penting dalam mempertahankan integritas lingkungan alam ,Air yang sangat diperlukan untuk mendukung semua proses kehidupan , penilaian, konservasi , pengembangan dan manajemen.
Peran satelit Penginderaan Jauh ntuk pengelolaan sumber daya air : cara untuk mengamati dan mengukur tanah dan variabel hidrologi .penginderaan jauh menangkap radiasi agar mengetahui bagaimana variabel hidrologi berjalan.
FUNGSI RS & GIS di sektor sumber daya air :
¨ Penilaian Sumber Daya Air
¨ Pengelolaan Sumber Daya Air
¨ Pengembangan Sumber Daya Air
¨ Manajemen Daerah Aliran Sungai
¨ Dukungan Bencana Banjir
¨ Dampak Lingkungan & Manajemen
¨ Sumber Daya Air Informasi & Sistem Pendukung Keputusan
Dibawah ini adalah hasil data spasial dari variabel untuk menganalisis rencana struktur air dengan menggunakan ArcGis terdiri dari peta curah hujan, jenis tanah,klasifikasi tanah,penggunaan lahan, topografi, hidrologi, dan sosial,ekonomi dan infrastruktur lingkungan dan ekologi
Kelompok 2
THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW OF BANDUNG SPATIAL PLANNING STRATEGIES
Bandung terletak di Jawa Barat , Indonesia . Ini adalah ibu kota Provinsi
Jawa Barat . Letak geografis adalah 1070
32 ' 38,91 " E dan 60 55 ' 19.94 " S , sedangkan ketinggian adalah
antara 675m dan 1'050 m di atas permukaan laut . Kondisi topografi Bandung
dapat dikategorikan ke dalam dua bagian. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan dengan panorama yang indah ,
sedangkanbagian selatan Kota relatif rendah dengan daerah pertanian dan rawa-rawa. Suhu rata-rata adalah 23,6 ° C , sementara curah hujan mencapai 156,4 mm (
rata-rata 15 hari hujan dalam setiap bulan )
ANALISIS STRATEGI PERENCANAAN RUANG:
u Kota madya Bandung menyadari
banyaknya strategi pembangunan perkotaan berkelanjutan, Rencana Kota Bandung
dan Master Plan 2013. Salah satu strategi adalah untuk develop natural dan
rencana pelestarian sejarah. Sayangnya, karena hukum, sosial, ekonomi saat ini
sebagai masalah teknis, banyak dari strategi tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya
u Sebagai contoh, Master Plan
2013 yang gagal untuk mewujudkan daya dukung Bandung (Naturaland sosial).
Karena urbanisasi yang cepat, Rencana Induk 2013 harus meningkatkan populasi
penduduk Bandung dari 750'000 orang ("Rencana Karsten") sampai 3 juta
orang. ditakutkan akan menciptakan masalah lebih lanjut dan tidak ada solusinya
di Bandung seperti banjir, tanah longsor, kekurangan air tanah, dll
Kesimpulan :
Sebagai kesimpulan, karena kondisi yang ada dari pembangunan perkotaan di
kota Bandung, pemerintah kota Bandung telah mencoba upaya terbaik dalam
menentukan strategi pembangunan perkotaan berkelanjutan dalam Master Plan 2013.
Sayangnya sangat sulit untuk menerapkan ini karena public acceptance atau
tanggapan dari masyarakatnya rendah, pengendalian pembangunan kurang ketat
serta keterbatasan hukum dan keuangan.
Kelompok 3
Forest Fire Monitoring Di Riau (Pengendalian Kebakaran Hutan)
Penaggulangan kebakaran hutan
Mapping : Pembuatan peta kerawanan hutan di wilayah teritorialnya masing-masing. Fungsi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun yang biasa digunakan adalah 3 cara berikut:
— Pemetaan daerah rawan berdasarkan olahan masal lalu dan masa kini
— Pemetaan daerah rawan survai desa (Partisipatory Rural Appraisal)
— Global Positioning System atau citra satelit
Sistem Informasi : penyediaan sistem informasi kebakaran hutan.. Deteksi dini dapat dilaksanakan dengan 2 cara berikut :
— Analisis kondisi ekologis, sosial, dan ekonomi suatu wilayah
— Pengolahan data hasil pengintaian petugas
Standardisasi : pembuatan dan penggunaan SOP (Standard Operating Procedure)yang , diperlukan standar yang baku dalam berbagai hal berikut :
— Metode pelaporan
— Peralatan
— Metode Pelatihan untuk Penanganan Kebakaran Hutan
Supervisi : pemantauan dan pengawasan kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan hutan. pemantauan, dibagi menjadi dua, yaitu :
— Pemantauan terbuka : Pemantauan dengan cara mengamati langsung objek yang diamati.
Pemantauan tertutup (intelejen) :
Pemantauan yang dilakukan dengan cara penyelidikan yang hanya diketahui oleh aparat tertentu.
— Pemantauan pasif : Pemantauan yang dilakukan berdasarkan dokumen, laporan, dan keterangan dari data-data sekunder, termasuk laporan pemantauan tertutup
— Pemantauan aktif
Pemantauan dengan cara memeriksa langsung dan menghimpun data di lapangan secara primer. Sedangkan, pengawasan dapat dilihat melalui 2 pendekatan, yaitu :Preventif dan Resrentif
Kelompok 4
THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW SPATIAL PLANNING STRATEGIES IN 2005
Kota Bandung atau “Paris van Java” menghadapi tekanan pembangunan
yang luar biasa. Tekanan pembangunan ini ditandai dengan adanya pengembangan
pusat perbelanjaan baru dan pengembangan Jalan Tol Cipularang pada Tahun 2005.
Saat ini, Rencana Tata Ruang
yang baru (Master Plan) Bandung masih dalam proses pembinaan. Adanya
ulasan jurnal ini diharapkan memberi perspektif lain kepada Pemerintah Kota danStakeholder Bandung untuk menghasilkan Rencana Tata Ruang yang lebih
berkelanjutan.
WILAYAH PENGEMBANGAN KOTA
BANDUNG
Konteks sosial, Politik &
Kelembagaan
Bandung dibangun pada tahun
1488 oleh Kerajaan Pajajaran namun tidak sepenuhnya dikembangkan sampai tahun 1799. Selanjutnya pemerintahan Bandung
dibentuk pada 21 Februari 1901. Selama waktu stabilisasi Republik Indonesia bentuk Kota diubah menjadi StaadsgemeenteBandoeng di 1 Juli 1948, Haminte Bandung 17 Januari
1949, dan akhirnya menjadi Bandung Big Citypada 15
Agustus 1950. Sejak itu Kota Bandung berada di bawah Penanganan Pemerintahan
Nasional.
Daerah Kota Bandung telah
mengalami perluasan beberapa kali karena populasi penduduk yang meningkat dan
adanya kebutuhan politik. Pada tahun 1906 Kota Bandung dinyatakan sebagai derah
otonom dengan luas 1.922 Ha. Ini merupakan ekstensi pertama. Ekstensi kedua
terjadi pada 12 Oktober 1917 dengan luas 1.871 Ha.
Konteks Ekonomi
Kegiatan ekonomi utama Kota Bandung adalah perdagangan dan industri
manufaktur khususnya tekstil dan garmen. Industri tekstil mulai muncul di Kota
Bandung pada tahun 1970, sedangkan kegiatan ekonomi lainnya adalah industri
jasa terutama di bidang pendidikan dan pariwisata mulai muncul tahun 1980.
Adapun kegiatan pertanian di Bandung telah berkurang sejak tahun 1970 karena
telah banyak lahan pertanian yang dikonversi menjadi kawasan industri dan
perumahan. Namun dengan adanya situasi ini, cenderung mendorong terciptanya
produksi pangan yang berkelanjutan meskipun persediaan makanan pangan masih
tersedia terutama di sekitar daerah Lembang-Bandung Utara.
Fenomena Kemacetan di Kota
Bandung
Factory outlet, makanan lezat dan pemandangan yang indah tiga faktor menarik
bagi wisatawan yang datang ke Bandung. Hal ini telah menghasilkan keuntungan
besar untuk industri ini. Di sisi lain, dampak negatif yang ditimbulkan adalah
kemacetan lalu lintas akhir pekan yang berat. Karena jalan tol baru yang
dibangun dari Jakarta ke Bandung, setiap akhir pekan sekarang lebih dari12.000 kendaraan melewati jalan di Bandung dan
membuat kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas kadang-kadang dapat
berkembang dari 0:00 sampai 20 PM.
Kelompok 5
MENGGUNAKAN GIS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LAHAN PERTANIAN
Kegunaan GIS dalam Perencanaan Lahan Pertanian:
· Data survei
tanah dan Sistem Informasi Geografis (GIS) saling terkait, mereka mewakili
sumber tak ternilai dan kurang dimanfaatkan
· Tanah
berbasis GIS membuat proses pengambilan keputusan yang lebih akurat, otomatis,
dan efisien.
Fungsi GIS dalam Perencanaan Lahan Pertanian:
· Konversi
informasi dicetak ke format digital dan integrasi menggunakan GIS memungkinkan
tata guna lahan perencana untuk mengkorelasikan beberapa lapisan data ke satu
lokasi dan memanipulasi tampilan data untuk memvisualisasikan tren dan pola.
·GIS juga
memungkinkan informasi tanah tabulasi untuk rujukan geografis dan mudah
dikonversi ke peta geografis dan interpretatif, menyediakan pengguna dengan
representasi visual dari data tabular.
Keuntungan Menggunakan GIS dalam Perencanaan Lahan Pertanian:
·GIS
memungkinkan akses ke informasi dalam jumlah besar secara cepat dan efisien.
·GIS adalah
sistem pemetaan tematik, yang berarti dapat menghasilkan peta berdasarkan
tema-tema seperti tanah atau hidrologi.
· Keuntungan
lain dari GIS adalah produk yang dinamis, bukan statis produk, sehingga mudah
untuk mengupdate, mengedit, dan mereproduksi peta.
GIS yang dihasilkan
oleh proyek ini, ditingkatkan dan diperbarui informasi tanah yang tersedia bagi
staf Pusat dan sangat meringankan proses pengambilan keputusan. Akan lebih
mudah untuk Pusat untuk mereproduksi peta disesuaikan dengan cepat pada
permintaan, memungkinkan peta yang akan dibuat dan dibawa ke lapangan ketika
mereka dibutuhkan. Sebagai contoh, para peneliti tanaman akan dapat menambahkan
tabel atribut hasil penelitian masa lalu untuk peta plot penelitian.
Para Center akan menggunakan GIS ini untuk
perencanaan penggunaan lahan di masa depan dan dalam upaya penelitian pertanian
masa depan mereka. Keputusan itu dibuat dengan basis pengetahuan yang lebih
akurat dan lebih efisien berkat kekuatan GIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar