Kelompok 6
Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Wilayah & Kota Studi Kasus : Kota Hyderabad (India)
Rasio Kota & Desa (India, 2001) -> 38 : 100
Indikator Dasar Dan Pola Urbanisasi Di India
- Arus Urbanisasi Ke Kota Kelas 1
- Terjadi Tanpa Adanya Basis Ekonomi Yang Kuat
- Terjadi Karena Daya Dorong Pedesaan,
Pemerintah India Menyadari Perlunya Merencanakan Ruang Kota Hyderabad Akibat Adanya Urbanisasi
Langkah Yang Dilakukan Pemerintah India :
- Membuat Peta Dasar Kota Hyderabad (Delineasi)
- Melihat Informasi Land-Use Terkini Kota Hyderabad
- Melihat Informasi Jaringan Jalan Kota Hyderabad
- Melihat Informasi Jaringan Drainase Kota Hyderabad
Langkah Penyiapan Peta dasar
1.SOI
(Survey Of India) menyiapkan peta dasar dengan skala 1:25.000.
2.Untuk
mendapatkan titik pengamatan dari beberapa landuse dilakukan klasifikasi citra antara
shapefile peta dasar dengan citra satelit IKONOS.
1. Deliniasi kawasan
2. Klasifikasi citra
3. Peta land use
Rencana Kota Hyderabad
Elemen Produk Perencanaan Perkotaan Hyderabad Mencakup :
1.Rencana Perspektif
2.Rencana Pembangunan
3.Rencana Tahunan
4.Skema Dan Proyek
5.Pendekatan Partisipatif Untuk
Penyediaan Tanah Dan Pembangunan Infrastruktur.
Kelompok 7
Produksi
Dibantu Sistem Informasi Geografis Kebisingan
Dan
Peta Abdurrahman Geymen Bülent Bostanci, Turki
Suara pencemaran
lingkungan yang dibentuk oleh suara yang tidak diinginkan yang merugikan
kesehatan mempengaruhi telinga manusia, kerugian fisiologis dan psikologis keseimbangan, berkurang produktivitas, dan perubahan kualitas dengan menurunkan
atau menghancurkan lingkungan keindahan dan damai (URL-1; Guzejev et al. ,
tahun 2000 ).
Material dan metode
1. Mengambil 50 titik sampel
2. Batas kampus menggunan IKONOS citra satelit
3. Tinggkat kebisingan diukur dengan SVAN 949 suara, dan Tingkat Getaran Meter
& Analyzer
4.Pengukuran antara 08:00-10:00 pagi, 12:00-13:30 petang dan 17:00-18.30 petan
5. Program ArcGIS telah digunakan untuk menganalisa kebisingan dan membuat
kebisingan suara melalui peta
Kelompok 8
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGETAHUITINGKAT PENCEMARAN LIMBAH PABRIKDI KABUPATEN SIDOARJO
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu Kota industri di Jawa
Timur, keadaan potensi alamnya telah tercemar oleh limbah-limbah
perusahaan yang
ada di daerahnya
Pergerakan dan perubahan kehidupan masyarakat sampai
perekonomian terdorong oleh adanya perkembangan teknologi.
Contohnya adanya industri skala besar yang
berkembang dengan
pesat, hal ini yang
menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan
dari pencemaran lingkungan. Namun segi positifnya masyarakat
dapat menikmati hasil produksi barang dan jasanya
BadanPengendalian
Dampak
Lingkungan
(BAPEDAL)
Kabupaten Sidoarjo
belum
ada
fasilitas
untukmelakukan
pencarian
data perusahaan,
pengolahan
hasil
survei
pencemaran
maupun
pencatatan
pencemaran
tiap
periode. Hal
ini disebabkan karena data
masih disimpan dalam
bentuk arsip maupun komputer secara
manual. Olehsebab ,itu Sistem
Informasi
Geografis
untuk
mengetahui
tingkat
pencemaran
limbah
pabrik
sangat diperlukan demi mengenfesiensi waktu dan
mempermudah dalam
input data.
Dampak Kegiatan Industri :
Pada halaman ini memuat tampilan peta Kabupaten Sidoarjo, yang didalamnya terdapat semua informasi tentang profil perusahaan, letak perusahaan dan disini
juga dapat diketahui mana perusahaan yang tercemar oleh limbah, ataupun tidak tercemar. Untuk membedakan perusahaan yang tercemar ataupun tidak dapat
diketahui dari warna titik letak perusahaan
tersebut, warna merah menunjukkan perusahaan tercemar dan warna hijau menunjukkan
pabrik tersebut tidak tercemar,
Kelompok 9
Assessing
Implications of Land-use and Land-cover Change (LUCC) Dynamics
for Conservation
of A Highly Diverse Tropical Rain Forest
Alejandro Flamencon Sandoval,
Miguel Martınez Ramos, Omar Raul Masera
Jurnal
ini difokuskan pada perubahan tutupan lahan hutan ke non-hutan (deforisasi)
dari waktu ke waktu yang berdampak kepada keanakaragaman hayati, dengan
melakukan analisis dinamika deforisasi di Selva El Ocote menggunakan metode
integrasi antara penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis (SIG) dan
alat-alat standar untuk analisis.
Metode analisis
1. Analisis Tutupan Lahan
2. Analisis Perubahan Tutupan Lahan dan
Penggunan Lahan
3. Analisis Probabilitas Transisi Penggunaan
dan Tutupan Lahan
4. Analisis Laju Deforestasi
5. Skenario Masa Depan
Perubahan Tutupan dan Penggunaan Lahan
Kelompok 10
APLIKASI PENGINDRAAN JARAK JAUH DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGGROVE
DI DALAM DAN BERBATASAN DENGAN KAWASAN KONSERVASI LAUT KIUNGA, KENYA
Hutan manggrove Kiunga merupakan ekosistem pesisir yang vital untuk menopang keseimbangan alam dan perekonomian masyarakat setempat. Setiap tahun jumlah penduduk di sekitar KMNR/KMPA Kiunga terus bertambah dan menyebabkan over eksploitasi SDA hutan manggrove. Management hutan manggrove di Kiunga masih sangat
lemah
“Sehingga dibutuhkan suatu penelitian inventarisasi sumberdaya alam dengan metode SIG untuk mengetahui jenis, jumlah, dan sebaran vegetasi manggrove di KMNR Kiunga untuk meningkatkan management hutan manggrove agar lebih terawasi”
Pendekatan dan metode penelitian :
Data dasar untuk pemetaan sumberdaya adalah foto udara pankromatik skala 1 :25.000. Dari peta dasar kemudian dilakukan transek hutan manggrove untuk memetakan sample. Standard eror survey data 5%. Pemetaan dilakukan untuk :
1.Pemetaan penggunaan lahan.
2.Pemetaan rencana operasional lahan.
Dari foto udara kesesuaian lokasi sampel dapat digambarkan dengan tonasi/ kombinasi spektrum warna. Sehingga setiap kombinasi warna akan mewakili kondisi sampel berupa kerapatan batang, tinggi batang, hingga volume.
Survey data dilakukan dengan menyusuri area hutan manggrove di sepanjang pesisir pantai KMNR.